Target pemerintah untuk menaikkan produksi minyak dan gas bumi (migas) dan besarnya kontrak lanjutan (carry over) yang sudah didapatkan PT Logindo Samudramakmur Tbk (LEAD) akan mendukung kontinuitas peningkatan kinerja keuangan perseroan ke depan.
UOB Kay Hian Securities menyebutkan produksi minyak Indonesia baru mencapai 800 ribu barel per hari pada 2013 atau baru mencapai sekitar 50% dari target sekitar 1,5 juta barel. Meski harga minyak dunia turun, pemerintah diprediksi tetap menaikkan target produksi minyak untuk mengurangi impor dalam jangka panjang.
Analis UOB Kay Hian Securities Vijay Natarajan mengungkapkan, permintaan kapal pelayanan pengeboran migas lepas pantai (offshore service vessel/OSV) diprediksi tetap bertumbuh ke depan, seiring target pemerintah untuk menaikkan produksi migas nasional.
“Dalam konferensi industri migas regional terungkap bahwa permintaan kapal OSV di Indonesia kemungkinan mencapai 50 unit dalam 2-3 kuartal mendatang,”ungkap Vijay dalam risetnya, baru-baru ini.
Dia menegaskan, aktivitas pengeboran minyak diprediksi tetap ekspansif ditopang atas dua faktor, yaitu peningkatan target lifting minyak yang ditetapkan pemerintah dalam beberapa tahun mendatang. Dari aspek biaya produksi terungkap produksi migas lepas pantai di Indonesia hanya sekitar US$ 20-30 per barel dan mencapai US$ 45 per barel untuk pengeboran laut dalam.
“Kami tidak melihat adanya dampak negatif penurunan harga migas global terhadap permintaan kapal perseroan ke depan. Justru dengan aksi ekspansif dari beberapa perusahaan pengeboran ke depan terungkap bahwa permintaan kapal penunjang aktivitas pengeboran lepas pantai masih tinggi,”tuturnya.
Selain faktor tersebut, UOB Kay Hian mengungkapkan, adanya pengerjaan 13 proyek migas lepas pantai sedang oleh NOOC, BP, Santos, Conoo Philips, Chevron, dan Petronas, bakal membuat kekuragan pasokan sebanyak 50 unit kapal baru untuk 2-3 kuartal mendatang. Kondisi ini mencerminkan aktivitas bisnis jasa penunjang migas masih bertumbuh di saat harga minyak global masih rendah.
“Kami juga memperkirakan adanya dukungan pemerintah untuk mempercepat reformasi sektor migas diharapkan mempercepat program eksploitasi ladang minyak di Indonesia. Hal ini diharapkan dapat mempercepat kontrak migas menjelang pertengahan tahun ini, “imbuhnya.
Perseroan juga telah mengantungi kontrak migas mencapai US$ 200 juta. Sebanyak 70% dari total kontrak tersebut bersifat jangka panjang atau di atas dua tahun. Hal ini mengindikasikan permintaan carter kapal perseroan masih berlanjut hingga dua tahun ke depan. Sedangkan nilai tender kontrak yang sedang diikuti perseroan sebanyak US$ 77 juta.
Sementara itu, analisis Trimegah Securities Willinoy Sitorus mengungkapkan, harga saham LEAD telah mengalami penurunan sekitar 20% tahun lalu. Penurunan harga ini dipengaruhi berbagai faktor, seperti penurunan harga minyak dunia, kenaikan tingkat persaingan bisnis pengangkutan migas lepas pantai, antisipasi penurunan kinerja keuangan perseroan pada kuartal IV-2014, dan likuiditas saham yang rendah.
Penurunan harga saham tersebut sudah tidak mencerminkan fundamental perseroan. Menurut Willnoy, Logindo masih menjanjikan tren pertumbuhan kinerja keuangan hingga beberapa tahun mendatang, meski target pertumbuhannya melambat akibat penurunan harga minyak dunia. Pertumbuhan laba perseroan sepanjang 2015-2016 diperkirakan 18,6-22%.
“Kami memperkirakan tingkat utilisasi kapal perseroan masih tetap kuat di atas 80%. Angkan didasarkan pada asumsi tidak adanya peningkatan aktivitas pengeboran migas dan penambahan kapal perseroan,”tulisnya dalam riset.
Dia mengatakan, perseroan masih menyisakan kontrak lanjutan (carry over) bernilai besar hingga beberapa tahun mendatang. Kontrak senilai US$ 43 juta untuk pengerjaan tahun ini dan US$ 27 juta untuk tahun 2016. Nilai kontrak tersebut bisa berkontribusi sekitar 51% terhadap target pendapatan tahun 2015 dan sebanyak 29% tahun 2016.
Berbagai faktor tersebut mendorong Trimegah Securities mempertahankan rekomendasi beli saham LEAD untuk 12 bulan mendatang. Sedangkan target harga saham perseroan direvisi turun dari Rp 6.200 menjadi Rp 4.100.
Chief Financial Officer & Corporate Secretary Logindo Sundap Carulli sebelumnya mengatakan, Logindo menargetkan kenaikan pendapatan sekitar 21,43% menjadi US$ 85 juta tahun ini, dibandingkan proyeksi tahun lalu senilai US$ 70 juta. Kenaikan pendapatan akan ditopang atas penambahan armada. “Jika penambahan kapal sesuai dengan rencana, pertumbuhan pendapatan ditargetkan meningkat hingga 21,43%,”jelasnya.
[TS_VCSC_Info_Notice presets=”preset_notice_info” panel_layout=”notice” panel_type=”info” color_icon=”#cccccc” color_title=”#666666″ color_border=”#cccccc” color_background=”#ffffff” icon_replace=”false” panel_icon=”ts-awesome-info-circle” panel_image=”false” panel_size=”50″ panel_spacer=”15″ font_title_family=”Default:regular” font_content_family=”Default:regular” animations=”false” animation_effect=”ts-hover-css-” margin_top=”0″ margin_bottom=”0″]
INVESTOR DAILY – 21 JANUARI 2015
[/TS_VCSC_Info_Notice]