JAKARTA – Emiten pelayaran PT Logindo Samudramakmur Tbk, menunda pembelian kapal baru pada tahun ini akibat lesunya pasar seiring melemahnya sektor batu bara dan migas.
Direktur Keuangan Logindo Samudramakmur Sundap Carulli mengatakan sampai saat ini pihaknya sama sekali belum menyerap anggaran belanja modal yang nilainya mencapai US$ 80 juta pada tahun ini.
“Kami belum ada kebutuhan kapal baru. Kami lebih memilih meningkatkan tingkat utilisasi kapal dengan menggunakan kapal-kapal yang telah ada saat ini,” papar dia kepada Bisnis, Selasa (22/9).
Tingkat utilisasi emiten pelayaran berkode saham LEAD tersebut saat ini berada di level 60%, padahal pada tahun lalu, perseroan mencatat utilisasi masih berkisar 77%.
Sebelumnya, Logindo menargetkan tingkat utilisasi dapat mencapai 80% pada akhir tahun ini, Adapun, armada perseroan hingga saat ini terdiri dari 60 kapal.
Dengan belum direalisasikannya capital expenditure (capex), dana yang ada bakal dialihkan ke tahun depan karena perseroan mengaku tidak memiliki kebutuhan investasi lain hingga akhir 2015.
Kendati pasar sepi, Sundap mengklaim perseroan sudah memperoleh beberapa tender baru yang berupa kontrak jangka pendek. “Kami juga tengah mengikuti sejumlah tender yang hasilnya akan diumumkan tahun depan, potensial untuk tahun depan,”tutur dia.
Per 30 Juni 2015, perusahaan yang melayani kebutuhan kapal di sektor lepas pantai ini telah meraih kontrak baru senilai US$ 11,5 juta. Perseroan mengklaim jumlahnya belum banyak berubah hingga saat ini.
Beberapa kontrak yang telah diperoleh perseroan diantaranya berasal dari Conoco Philips dengan nilai US$3 juta dan M3NERGY senilai US$2,4 juta. Pengerjaannya dimulai pada kuartal terakhir tahun ini.
LEAD mulai masuk ke kontrak jangka pendek tahun ini, Sebelumnya, perseroan lebih banyak bermain di kontrak jangka panjang. Langkah ini sebagai upaya menopang pertumbuhan kinerja.
Sundap memperkirakan akan ada lebih banyak tender yang dilakukan pada kuartal IV/2015. Dia juga menyatakan masih berencana menjual beberapa kapal lama yang sudah tidak menguntungkan lagi untuk mengurangi beban.
Sepanjang semester I/2015, perseroan membukukan pendapatan senilai US$25,57 juta, atau 30,18% lebih rendah dibandingan raihan pada periode sama tahun sebelumnya yang mencapai US$36,63 juta.
Laba tahun berjalan pun anjlok hingga 95,01% dari US$11,97 juta sepanjang paruh pertama tahun lalu menjadi US$597,297 pada semester I/2015.
Turunnya pendapatan perseroan tidak diiringi oleh pemangkasan beban. Beban pokok pendapatan meningkat 5,43% dari US$17,43 juta menjadi US$18,38 juta, sedangkan biaya keuangan tumbuh 13,39% dari US$3,2 juta menjadi US3,63 juta.
Sundap mengatakan penurunan kinerja perseroan disebabkan oleh belum stabilnya harga minyak dunia dan menurunnya permintaan pasar.
“Penurunan pendapatan disebabkan tingkat rata-rata utilisasi kapal pada semester I/2015 menurun menjadi 63% dari posisi selama 2014 yang sebesar 77%,”paparnya beberapa waktu lalu.
Khusus untuk kapal besar (AHTS DP/Anchor Handling Tug Supply Dynamic Positioning), tingkat utilisasi hanya mencapai 42% dibandingankan dengan posisi pada periode sama tahun lalu sebesar 82%.
Selain itu, Sundap menjelaskan tarif sewa kapal masih mengalami penurunan dengan besaran antara 5%-10% untuk kontrak berjalan dan berkisar 20%-30% untuk proyek atau kontrak baru.
Pihaknya melakukan berbagai penghematan biaya untuk mengurangi tekanan pada kinerja. Salah satu cara yang ditempuh adalah dengan warm stacking atas kapal-kapal yang sedang tidak beroperasi dan mengurangi jumlah awak kapal.
“Di samping itu, kami juga melakukan efisiensi organisasi dan belanja agar biaya operasional maupun biaya tetap dapat lebih hemat,”terangnya.
LEAD mengakui sulit mencapai target kinerja yang ditetapkan pada tahun ini. Namun, pihaknya masih menunggu hasil kuartal III/2015 sebelum menyampaikan rencana revisi target.
“Memang ada asumsi-asumsi kami yang sudah tidak sesuai. Tetapi, kami akan lihat dulu realisasi kinerja kuartal III/2015,”tukas dia.
Sebelumnya dia mengungkapkan, jika perseroan tidak melakukan penambahan kapal baru, maka pendapatan tahun ini dapat tumbuh US$5 juta dan laba bersih naik US$3 juta dari perolehan 2014.
Sementara itu, jika ada penambahan kapal baru, maka pendapatan perseroan diyakini dapat meningkat hingga US$17 juta dan laba bersih bertambah US$6 juta.
[TS_VCSC_Info_Notice presets=”preset_notice_info” panel_layout=”notice” panel_type=”info” color_icon=”#cccccc” color_title=”#666666″ color_border=”#cccccc” color_background=”#ffffff” icon_replace=”false” panel_icon=”ts-awesome-info-circle” panel_image=”false” panel_size=”50″ panel_spacer=”15″ font_title_family=”Default:regular” font_content_family=”Default:regular” animations=”false” animation_effect=”ts-hover-css-” margin_top=”0″ margin_bottom=”0″]
BISNIS INDONESIA – 23 SEPTEMBER 2015
[/TS_VCSC_Info_Notice]