JAKARTA – Kendati dihantui dinamika industri minyak dan gas, emiten pelayaran PT Logindo Samudramakmur Tbk. Membidik pertumbuhan pendapatan pada tahun ini mencapai 15,77%. Eddy Kurniawan Logam, Direktur Utama Logindo Samudramakmur, mengatakan pendapatan perseroan berasal dari kontrak baru maupun perpanjangan yang mencapai US$80 juta. Jumlah hari kerja kapal rata-rata mencapai 300 hari.
“Jumlah pelanggan baru lebih dari lima pelanggan dan laba bersih setelah pajak di atas US$ 22 juta,”ungkapnya dalam laporan tahunan, akhir pekan lalu.
Manajemen emiten berkode saham LEAD meyakini dinamika lingkungan eksternal justru memacu perseroan untuk meningkatkan kinerja dan mencari peluang usaha pada tahun ini yang diyakini penuh tantangan.
Menurutnya, pemerintah kini tengah berupaya mendorong pembangunan sektor kelautan. Namun, pihaknya menyadari visi kelautan pemerintah ini perlu waktu untuk diterjemahkan menjadi program pembangunan yang secara langsung berdampak positif terhadap industri jasa pendukung kegiatan lepas pantai.
Pada tahun ini, sambungnya, perseroan akan melanjutkan efisiensi, pengembangan, dan pemeliharaan armada kapal. Perseroan juga berencana membeli empat unit kapal baru dengan anggaran yang disiapkan mencapai US$80 juta.
Pada tahun lalu, perseroan melakukan pembelian dua unit kapal Anchor Handling Tug dan Supply (AHTS) berdaya 8.000 bhp yang dilengkapi Dynamic Positioning System (DPS).
Realisasi pembelian kapal tersebut diakuinya meleset dari target yang direncakan perseroan sebelumnya yakni sebanyak empat unit.
Sepanjang tahun lalu, perseroan mengoperasikan lima unit kapal berdaya besar yang memberikan kontribusi mencapai 40% terhadap total pendapatan emiten yang fokus menggarap sektor lepas pantai.
Dari sisi kinerja, Logindo membukukan laba bersih US$19,98 juta pada tahun lalu, meningkat 21,4% dari tahun sebelumnya. Angka ini lebih rendah dari target awal perseroan senilai US$23 juta.
Salah satu tantangan yang dihadapi industri perkapalan lepas pantai saat ini adalah tren pelemahan harga minyak dunia yang telah terjadi sejak kuartal III/2014. Kondisi ini membuat sejumlah perusahaan minyak merevisi rencana ekspansi.
Namun, perseroan menyatakan permintaan kapal offshore support vessel (OSV) maupun pengerjaan proyek minyak dan gas bumi hingga paruh pertama tahun ini belum terpengaruh rendahnya harga minyak.
“Sampai saat ini belum ada perubahan di pipeline untuk pembelian empat kapal baru. Kapal pertama mungkin di kuartal II/2015. Kami beli kapal setelah ada proyek,”terang Chief Financial Officer dan Corporate Secretary Logindo Sundap Carulli belum lama ini.
[TS_VCSC_Info_Notice presets=”preset_notice_info” panel_layout=”notice” panel_type=”info” color_icon=”#cccccc” color_title=”#666666″ color_border=”#cccccc” color_background=”#ffffff” icon_replace=”false” panel_icon=”ts-awesome-info-circle” panel_image=”false” panel_size=”50″ panel_spacer=”15″ font_title_family=”Default:regular” font_content_family=”Default:regular” animations=”false” animation_effect=”ts-hover-css-” margin_top=”0″ margin_bottom=”0″]
BISNIS INDONESIA – 17 MARET 2015
[/TS_VCSC_Info_Notice]